Oke guys, kembali lagi bersama saya si blogger lagi gaptek dari pelosok Jawa. Hihi...
Tak lama setelah posting artikel
sebelumnya, “Jati Diri Kehidupan” dan profil tentang fakultas tempat ane menimba ilmu, ane kebelet buat artikel yang selanjutnya.
Maka jadilah sebuah artikel buah karya mahasiswa nganggur ini.:)
Oretz, in
this chance, di postingan ane yang kedua ane mau bahas tentang “Insan
yang Berwawasan”. Cekibrot..
Manusia
merupakan makhluk yang paling sempurna sekaligus paling mulia dihadapan
Tuhan. Manusia menjadi satu-satunya makhluk
yang dibekali dengan akal sebagai kekuatan utama. Yups, otak kita yang ga lebih
gede dari kepala kita ( ya iyalah,;)) ternyata mempunyai potensi yang maha luar
biasa. Subhanallah. So, mengapa enggak kita optimalkan kekuatan tersebut dengan
terus berinovasi ?!. Sebagai manusia, tentunya kita dituntut menjadi insan yang
berwawasan. Why? Wawasan adalah jendela
dunia. Artinya semakin kita mempunyai wawasan luas, semakin kita mengenal
dunia.
Sejatinya, manusia adalah insan
pelajar. Manusia akan senantiasa belajar dan belajar. Eits, ingat,.. yang
namanya belajar itu ga harus di dalam sektor formal kaya TK, SD, SMP, SMA, atau perguruan
tinggi, gan. Masih banyak ilmu yang dapat dipelajari tanpa harus menempuh
jenjang pendidikan formal. Manusia
diberi kebebasan untuk mengasah otak serta memperkaya wawasan. Manusia belajar
agar tetep survive menjalani kerasnya
kehidupan. Kita mungkin disekolahkan dari TK, lalu SD atau sederajat, SMP atau
sederajat, SMA atau sederajatnya, hingga perguruan tinggi dan yang sederajat
dimana pendidikan yang kita dapat tujuan utamanya untuk dapat hidup, lebih
tepatnya hidup mandiri, lebih tepatnya lagi mampu menghidupi diri sendiri dan
orang2 yang dicintainya,..kelak.
Pengetahuan selain untuk survive di
kehidupan yang keras ini, juga untuk mempertinggi derajat. Allah berfirman:
“Allah akan mengangkat orang-orang
yang beriman dan diberikan ilmu di antara kalian beberapa derajat. Allah Maha
mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al Mujadilah [58] : 11)
Berdasarkan
firman Allah di atas, dapat diartikan bahwa barang siapa yang menuntut ilmu
untuk kebaikan dunia dan akhirat, maka Allah akan mengangkat derajat mereka
daripada mereka yang tidak menuntut ilmu. So, semestinya ilmu bias dikatakan
sebagai indikator derajat seseorang, ga kaya di Indonesia ini, dimana kekayaanlah
yang menjadi indikator derajat seseorang. Di Indonesia, kurang lebih orang yang
kaya cenderung lebih terpandang daripada orang berilmu…huuuu..!!!
Ilmu tak ada habisnya untuk
dipelajari. Ingatlah “Semakin banyak kita belajar, semakin kita
merasa bodoh”. Bodoh bukan berarti tidak tahu apa-apa, tetapi bodoh untuk
merasa ilmu yang kita dapat tak seberapa dengan ilmu yang ada di seluruh alam
semesta ini. Jadi ingat kata-katanya Steve Jobs, “Stay hungry, stay foolish.”
Maka dari itu belajarlah terus tanpa mengenal usia, karena hidup ini selayaknya sebagai
pembelajaran. Kita belajar dari masa lalu, agar masa kini kita tidak salah
langkah, kita kini belajar untuk menentukan masa yang akan datang.
Belajar juga tak mengenal letak
geografis. Artinya kita dituntut untuk menjelajah dunia ini lebih jauh untuk
menuntut ilmu. Bahkan Rasululullah pun bersabda “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina”.
Artinya nabi pun memerintahkan kita untuk berkelana dalam rangka mencari itu. So,
berkelanalah… karena dengan berkelana, kita jadi lebih banyak mengenal dunia
luar, dengan mengetahui dunia luar, wawasan kita pun jadi bertambah.
Oke, kayaknya cukup segini saja
postingan ane. Semoga apa yang ane tulis dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Emang jadi orang yang berwawasan itu dah kewajiban kita sebagai manusia, untuk
mengembangkan kekuatan utama kita yaitu akal pikiran. So, berilmulah, maka
kelak dunia pun tertunduk padamu.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya….
Wassalam..


Mantap gan lanjutkan postnya sungguh tak berguna
ReplyDeleteGan kalo ketimor leste or aceh tetep kehitung keluar negeri gak atau ke papua nugini
ReplyDelete