Sunday, 22 September 2013

Insan yang Berwawasan

            

Oke guys, kembali lagi bersama saya si blogger lagi gaptek dari pelosok Jawa. Hihi...
Tak lama setelah posting artikel sebelumnya, “Jati Diri Kehidupan” dan profil tentang fakultas tempat ane menimba ilmu, ane kebelet buat artikel yang selanjutnya. Maka jadilah sebuah artikel buah karya mahasiswa nganggur ini.:)
        Oretz, in this chance, di postingan ane yang kedua ane mau bahas tentang “Insan yang Berwawasan”.  Cekibrot..
           Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna sekaligus paling mulia dihadapan Tuhan.  Manusia menjadi satu-satunya makhluk yang dibekali dengan akal sebagai kekuatan utama. Yups, otak kita yang ga lebih gede dari kepala kita ( ya iyalah,;)) ternyata mempunyai potensi yang maha luar biasa. Subhanallah. So, mengapa enggak kita optimalkan kekuatan tersebut dengan terus berinovasi ?!. Sebagai manusia, tentunya kita dituntut menjadi insan yang berwawasan.  Why? Wawasan adalah jendela dunia. Artinya semakin kita mempunyai wawasan luas, semakin kita mengenal dunia.



Sejatinya, manusia adalah insan pelajar. Manusia akan senantiasa belajar dan belajar. Eits, ingat,.. yang namanya belajar itu ga harus di dalam sektor  formal kaya TK, SD, SMP, SMA, atau perguruan tinggi, gan. Masih banyak ilmu yang dapat dipelajari tanpa harus menempuh jenjang pendidikan formal.  Manusia diberi kebebasan untuk mengasah otak serta memperkaya wawasan. Manusia belajar agar tetep survive menjalani kerasnya kehidupan. Kita mungkin disekolahkan dari TK, lalu SD atau sederajat, SMP atau sederajat, SMA atau sederajatnya, hingga perguruan tinggi dan yang sederajat dimana pendidikan yang kita dapat tujuan utamanya untuk dapat hidup, lebih tepatnya hidup mandiri, lebih tepatnya lagi mampu menghidupi diri sendiri dan orang2 yang dicintainya,..kelak.
Pengetahuan selain untuk survive di kehidupan yang keras ini, juga untuk mempertinggi derajat. Allah berfirman:

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan diberikan ilmu di antara kalian beberapa derajat. Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al Mujadilah [58] : 11) 

       Berdasarkan firman Allah di atas, dapat diartikan bahwa barang siapa yang menuntut ilmu untuk kebaikan dunia dan akhirat, maka Allah akan mengangkat derajat mereka daripada mereka yang tidak menuntut ilmu. So, semestinya ilmu bias dikatakan sebagai indikator derajat seseorang, ga kaya di Indonesia ini, dimana kekayaanlah yang menjadi indikator derajat seseorang. Di Indonesia, kurang lebih orang yang kaya cenderung lebih terpandang daripada orang berilmu…huuuu..!!!
Ilmu tak ada habisnya untuk dipelajari. Ingatlah “Semakin banyak kita belajar, semakin kita merasa bodoh”. Bodoh bukan berarti tidak tahu apa-apa, tetapi bodoh untuk merasa ilmu yang kita dapat tak seberapa dengan ilmu yang ada di seluruh alam semesta ini. Jadi ingat kata-katanya Steve Jobs, “Stay hungry, stay foolish.” Maka dari itu belajarlah terus tanpa mengenal usia,  karena hidup ini selayaknya sebagai pembelajaran. Kita belajar dari masa lalu, agar masa kini kita tidak salah langkah, kita kini belajar untuk menentukan masa yang akan datang.
Belajar juga tak mengenal letak geografis. Artinya kita dituntut untuk menjelajah dunia ini lebih jauh untuk menuntut ilmu. Bahkan Rasululullah pun bersabda “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina”. Artinya nabi pun memerintahkan kita untuk berkelana dalam rangka mencari itu. So, berkelanalah… karena dengan berkelana, kita jadi lebih banyak mengenal dunia luar, dengan mengetahui dunia luar, wawasan kita pun jadi bertambah.



Oke, kayaknya cukup segini saja postingan ane. Semoga apa yang ane tulis dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Emang jadi orang yang berwawasan itu dah kewajiban kita sebagai manusia, untuk mengembangkan kekuatan utama kita yaitu akal pikiran. So, berilmulah, maka kelak dunia pun tertunduk padamu.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya…. Wassalam..
           



2 comments:

  1. Mantap gan lanjutkan postnya sungguh tak berguna

    ReplyDelete
  2. Gan kalo ketimor leste or aceh tetep kehitung keluar negeri gak atau ke papua nugini

    ReplyDelete